Minggu, 26 Januari 2020

Waspada Virus Korona

WASPADA VIRUS KORONA
(MATA KULIAH ETIKA PROFESI)

Beberapa hari ini dunia dihebohkan dengan adanya virus baru yang sedang merajalela saat ini. Tentunya ini meresahkan masyarakat sekitar bahkan berhasil menghebohkan dunia dengan adanya berita tersebut. Pada tanggal 24 Januari 2020 berdekeatan dengan Tahun Baru Imlek dunia diberikan berita yang cukup menghebohkan dan menggelisahkan tentunya. Dimana menurut sumber yang saya dapatkan dari internet yang nantinya akan saya cantumkan sumber-sumber tersebut. Dapat diyakini bahwasanya virus korona ini pertama kali muncul di kota Wuhan, China pada 24 Desember 2019 dan hingga 24 Januari 2020 dimana dari virus korona ini sudah banyak sekali korban yang terinfeksi maupun korban yang meninggal dunia akibat adanya virus tersebut. Hingga saat ini tercatat sementara telah menewaskan 25 orang dan menginfeksi sebanyak 800 orang lainnya. Virus ini jika dilihat dari beberapa video yang beredar dianggap seperti zombieland dimana seseorang yang terinfeksi akan mengalami gangguan pernapasan selain itu tanpa sadarkan diri mereka pingsan tak sadarkan diri begitu saja di trotoar maupun pinggir jalan yang justru membahayakan nyawa mereka.
            Organisasi Kesahatan Dunia (WHO) menyatakan bahwasanya ini bukanlah situasi yang biasa lagi melainkan sudah berada pada level internasional. Artinya, ini jelas harus ditangani secara intensif dan sesegera mungkin agar tidak lagi menjatuhkan banyak korban. Kepala Lembaga Biologi Molekuler Ejikman Prof. Amin Subandriyo menghimbau kepada masayarakat untuk terus menerapkan pola hidup bersih dan menghindari kontak langsung dengan orang yang dicurigai terjangkit virus korona tersebut. Maka pola hidup bersih sangat dibutuhkan saat ini dan sehat artinya, menghindari menyentuh benda-benda yang mungkin tercemar dan terus mencuci tangan ujarnya.
            Menurut Amin, juga menyatakan bahwasanya sudah banyak ditemukan virus tersebut terutama pada hewan, sementara yang menyerang manusia adalah hanya sebagian kecil dari virus korona tersebut. Dan hingga saat ini sudah ada sebanyak 6 virus yang ditemukan antara lain, Middle East Respitory Syndrome-Corona Virus (MERS-CoV) dan Severe Acute Respitory Syndrome (SARS). Sementara virus korona yang ditemukan di China ini teridentifikasi jenis baru dan belum pernah ditemukan sebelumnya sebagai virus korona yang menyerang manusia. Virus korona jenis baru yang ditemukan di China ini dilihat secara kekerabatan sangat dekat dengan virus SARS dan dapat menular tidak hanya dari hewan pembawa virus akan tetapi juga antar manusia.
            Selain yang membuat argument kuat bahwasanya virus korona ini salah satu penyebabnya adalah kontak hewan ini disebabkan bahwa belakangan ini dari pihak berwenang China mengatakan bahwa banyak pasien dengan penyakit tersebut yang awalnya melakukan kontak makanan laut yang dijual dipasar. Hampir sama dengan SARS, virus korona ini atau virus pneumonia wuhan diprediksi menyebar melalui pernapasan (udara). Awalnya virus corona ini merupakan virus yang menginfeksi hewan akan tetapi lambat laun justru virus tersebut berevelousi menyerang manusia. Adapun gejala-gejala yang ditimbulkan saat seseorang terinfeksi oleh virus korona yaitu, mirip seperti infeksi saluran pernapasan seperti batuk disertai demam dan sebaliknya. Gejala lain yang timbul yaitu, mulai sesak napas hingga kesulitan dalam bernafas dan harus membutuhkan alat bantu pernapasan. Adapun kasus yang sangat memperihatinkan dari adanya virus tersebut gejala berat lain yang dapat ditimbulkan adalah pneumonia berat, gagal napas, gagal ginjal bahkan kematian.
            Amin juga menuturkan bahwasanya virus korona ini sudah pernah ditemu sebelumnya dari berbagai binatang dan binatang itu menularkan ke manusia seperti virus MERS yang ditularkan dari unta ke manusia. Namun untuk virus korona yang ditemukan di China ini diselidiki ditularkan oleh ular atau kelelawar. Akan tetapu masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan penularan tersebut berasal dari hewan apa dan dimana. Yang saat ini tengah diisolasi tentunya di Wuhan yang sampai saat ini belum membuktikan penularannya berasal dari hewan mana. Sebenarnya tidak hanya di China yang memakan makanan berupa kelelawar, dan lain sebagainya yang dicurigakan tertular dari beberapa hewan tersebut. hanya saja awalnya mereka yang terjangkit penyakit adalah mereka yang kerja dipasar ikan tetapi ternyata dipasar ikan itu juga dijual hewan lain yang dikonsumsi oleh masyarakat sekitar. Hewan yang dikonsumsi pun tidak menunjukkan atau berperan sebagai hewan yang carrier atau pembawa virus dan tidak memiliki gejala apapun seperti sakit didalam tubuhnya terdapat virus korona. Sehingga masyarakat tentu kesulitan dalam membedakan secara kasat mata hewan yang berada disekitar atau yang dikonsumsi tersebut itu membawa virus atau tidak.
            Untuk mengetahui seseorang positif atau negatif terjangkit virus tesebut perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut. Lendir yang ada ditenggorokan bagian belakang dapat diambil lalu dikirim ke laboratorium untuk diperiksa sehingga dapat diketahui ada atau tidaknya virus corona dalam tubuh pasien. Hingga saat ini wabah virus korona beredar sangat cepat di berbagai negara yaitu, Amerika Serikat, China, Makau, Vietnam, Thailand, Filipina, Singapura, Jepang, Korea Selatan, dan Australia. Adapun upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah adanya virus korona ini antara lain yaitu:
1.  Hindari kontak dan pendekatan dengan pasien yang diduga terkena virus korona. Misalnya, dengan menggunakan masker.
2.  Masyarakat harus menghindari kontak dengan hewan terutama di negara yang sudah terdapat kasus positif adanya pasien terjangkit virus korona.
3.   Masyarakat harus membiasakan pola hidup bersih dan sehat agar terjauh dari penyakit.
4.   Masyarakat sekitar yang bisa masuk dan keluar lingkungan fasilitas keperawatan termasuk petugas kesehatan juga haeus menerapkan kewaspadaan umum seperti, masker jika didapati pasien yang terjangkit virus korona di rumah sakit tersebut.
5.   Mewaspadai riwayat perjalanan saat menduga seseorang suspect virus korona.
6.  Masyarakat harus menghindari perjalanan ke negara yang ditemukan kasus positif pasien terjangkit virus korona.

Menurut beberapa sumber lain yang saya dapatkan tentunya membahas mengenai bagaimana virus tersebut dapat terbentuk dan bagaimana asal muasalnya. Virus korona ini disebutkan bahwasanya awalnya China membangun sebuah Laboratorium untuk mempelajari SARS dan Ebola di Wuhan dan para ilmuan AS memperingatkan pada tahun 2017 bahwa virus dapat melarikan diri fasilitas yang berlokasi dikota yang sama yang ada di pusat wabah coronavirus atau virus korona. Apasih itu Ebola? Virus Ebola pertama kali diketahui pada tahun 1976 di kawasan Sudan Selatan, Yambuku desa di Republik Demokratik Kongo (RDK) dan terjadi di dekat sungai Ebola di RDK. Dari sini nama ebola diambil dan dari RDK jugalah penyebaran Virus Ebola dimulai. Dalam catatan WHO, pada 2014 - 2016 Afrika Barat menjadi daerah yang terjangkit wabah Ebola terbesar sejak virus pertama kali ditemukan pada tahun 1976. Wabah dimulai di Guinea dan kemudian pindah melintasi perbatasan darat ke Sierra Leone dan Liberia. Penyebaran virus ini juga dibantu oleh migrasi kelelawar dari RDK ke negara-negara sekitar. Diperkirakan kelelawar buah dari keluarga Pteropodidae adalah inang Virus Ebola. Ebola masuk ke manusia karena adanya kontak langsung dengan hewan kotoran yang terinfeksil. Peluang terbesar terjangkit Ebola adanya tubuh terbuka atau luka yang menyentuh kotoran atau urin kelelawar.

Penyebaran dari manusia ke manusia bias terjadi pada keluarga dan petugas medik yang merawat pasien. Jenasah yang terkontaminasi Ebola juga bisa menjadi media untuk menularkan pada penyelawat yang berkontak langsung. Masa inkubasi Virus Ebola hingga timbulnya gejala, yakni dua hingga 21 hari. Seseorang yang terinfeksi Ebola tidak dapat menyebarkan penyakit sampai mereka mengalami gejala, demam, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan dan dilanjutkan dengan muntah, diare, gangguan fungsi hati dan ginjal. Dalam beberapa kasus, terjadi perdarahan internal dan eksternal. Semisal pendarahan gusi atau darah di tinja. Catatan WHO pada 1976 di RDK dari 318 kasus 280 orang terinfeksi meninggal akibat Virus Ebola. Di tahun yang sama di Sudan 151 meninggal dari 284 kasus terinfeksi Ebola. Pada 2014 hingga 2015 kasus Ebola terjadi di luar benua Afrika dan ditemukan di Amerika Serikat pada 2014 dengan 4 kasus dan 1 meninggal. Kemudian di Inggris pada 2014 dengan 1 kasus, selanjutnya di Spanyol dengan 1 kasus dan Itali pada 2015 dengan 1 kasus.
            China memasang biolab lima hingga tujuh yang direncanakan yang dirancang untuk keselamatan maksimum di Wuhan pada 2017, untuk tujuan mempelajari patogen paling berisiko tinggi, termasuk Ebola dan virus SARS. Tim Trevan, seorang konsultan biosafety Maryland, mengatakan kepada Nature tahun itu, ketika lab berada di puncak pembukaan, bahwa ia khawatir bahwa budaya China dapat membuat institut itu tidak aman karena 'struktur di mana semua orang merasa bebas untuk berbicara dan keterbukaan informasi adalah penting.' Faktanya, virus SARS telah 'melarikan diri' beberapa kali dari lab di Beijing, menurut artikel Nature. Laboratorium Keamanan Hayati Nasional Wuhan, bertempat di Institut Virologi Wuhan, didirikan dengan harapan dapat membantu Cina berkontribusi dalam penelitian virus-virus paling berbahaya di dunia. Dibangun pada tahun 2015, lab masih menjalani pengujian keamanan, tetapi hampir siap untuk dibuka pada tahun 2017. Itu adalah lab pertama di negara yang dirancang untuk memenuhi standar tingkat keamanan hayati-4 (BSL-4) - tingkat biohazard tertinggi, artinya akan memenuhi syarat untuk menangani patogen yang paling berbahaya. Laboratorium BSL-4 harus dilengkapi dengan jas hazmat kedap udara atau ruang kerja 'kabinet' khusus yang membatasi virus dan bakteri yang dapat ditransmisikan melalui udara ke kotak tertutup yang dijangkau para ilmuwan untuk menggunakan sarung tangan bermutu tinggi yang terpasang. Ada sekitar 54 laboratorium BSL-4 di seluruh dunia. Pertama di China, di Wuhan, menerima akreditasi federal pada Januari 2017.
Laboratorium Keamanan Hayati Nasional Wuhan terletak sekitar 20 mil jauhnya dari Pasar Makanan Laut Huanan dan beberapa orang bertanya-tanya apakah pusat gempa itu kebetulan, tetapi komunitas ilmiah saat ini percaya bahwa virus bermutasi melalui dan melompat ke manusia melalui kontak hewan-manusia di pasar. Tetapi, 'pada titik ini tidak ada alasan untuk mencurigai' bahwa fasilitas itu ada hubungannya dengan wabah, selain bertanggung jawab atas sekuensing genom penting yang memungkinkan dokter mendiagnosisnya, kata ahli mikrobiologi Rutgers University, Dr Richard Ebright kepada DailyMail.com.
        Maka dapat disimpulkan bahwasnya Laboratorium Kemanan Hayati Nasional Wuhan merupakan salah satunya laboratorium di China yang dirancang untuk mempelajari berbagai pathogen berbahaya seperti SARS dan Ebola menjelang pembukaan Januari 2018, para Ahli dan ilmuwan biosafety dari AS menyatakan keprihatinan yang ditunjukkannya bahwa virus dapat lolos dari lab. Pada 2004, virus SARS 'bocor' dari laboratorium di BeijingPara ahli mengatakan virus corona yang menginfeksi lebih dari 800 orang bermutasi pada hewan dan menjadi mampu menginfeksi manusia di pasar makanan laut WuhanTetapi sebuah artikel di 2017 memperingatkan tentang tidak terduganya hewan-hewan lab yang oleh para ilmuwan di lab Wuhan dimaksudkan untuk disuntikkan dengan virus.
            Adanya fakta yang ditemukan kembali dari sumber tertentu yang menyatakan bahwasanya virus korona dapat tertular lewat kontak mata. Pada saat itu para ilmuwan sudah mulai memperingatkan, Dokter Cina Wang Guangfa khawatir dia mungkin tertular infeksi seperti SARS karena tidak memakai kacamata pelindung. Pakat terkemuka ini menyatakan adanya penularan itu sangat mungkin virus dapat masuk kemata dengan menyentuhnya jika ada ditangan pasien. Selain itu diperingatkan pula virus dapat diperkirakan menyebar melalui batuk dapat menjelajah tubuh untuk mencapai mata. Saa itu 26 pasien telah meningeal dalam wabah virus korona yang tengah menewaskan 900 orang hingga menyebar ke AS. Sehingga dapat disimpulkan bahwasanya penyebaran virus korona ini menurut saya bisa banyak factor yang mempengaruhinya, bisa dari udara, tanah, air, dan lain sebagainya. Sehingga virus korona ini tidak dapat disepelekan dan harus diwaspadai karena hinga saat ini belum ditemukan antigen atau semacam obat penahan virus tersebut agar tidak terus menyebar. Adanya kontak mata yang disebutkan diatas menurut saya sangat mungkin terjadi jika pasien yang positif atau bahkan baru terkena virus korona tersebut bersin atau batuk-batuk kemudian terdapat kontak tangan dnegan virus tersebut yang kemudian ia mengucek mata tanpa sengaja karena biasanya hal tersebut lazim dilakukan karena biasanya mata cenderung akan lebih sering mengeluarkan air mata.


       Maka, jika dikaitkan dengan etika profesi insyinyur ini sangat dibutuhkan saat ini peran insyinyur sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Sebelum kondisinya akan semakin parah dan semakin banyak memakan korban. Dan menurut saya ini waktunya seluruh negara yang ada didunia ini mendukung satu sama lain untuk mencari tahu lebih jauh virus ini dan mencari solusi terbaik yang mungkin dapat diaplikasikan dan mendapatkan obat atau semacam antigen yang dapat mematikan virus tersebut. sekarang bukanlah saatnya untuk menyalahkan China khusunya kota Wuhan. Justru sebaiknya seluruh professor atau ilmuwan dan seluruh dokter bekerjasama untuk memberantas dan mematikan virus ini. karena tidak aka nada gunanya jika kita terus-terusan menyalahkan kota Wuhan. Karena saya yakin, semua ini juga bukanlah kehendak mereka mungkin saja mereka juga tidak akan menyangka hal ini dapat terjadi. Semua adalah kehendak tuhan. Jadi kita sebagai manusia hanya dapat berusaha dan berdoa sebaik mungkin.

Referensi:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Waspada Virus Korona

WASPADA VIRUS KORONA (MATA KULIAH ETIKA PROFESI) Beberapa hari ini dunia dihebohkan dengan adanya virus baru yang sedang merajalela...