Rabu, 31 Mei 2017

Anak Indonesia harus tau Perkembangan TI
(tinjauan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemiskinan)
Selama beberapa tahun terakhir ini perkembangan teknologi informasi (TI) semakin maju sejalan dengan kebutuhan manusia yang semakin meningkat. Pengenalan terhadap perangkat teknologi pun seharusnya sudah dilakukan sejak dini agar tidak “gaptek” atau gagap teknologi di era globalisasi yang semakin berkembang apalagi di Indonesia. Anak-anak indonesia harusnya telah diperkenalkan pada teknologi itu sejak pre-school, sekitar usia 4 tahun.
 Menurut Tika Bisono, penggunaan teknologi informasi yang semakin canggih pada anak-anak, seharusnya mendapat pendampingan dari orang tua. “Orangtua dapat mengarahkan anak-anak dalam penggunaan perangkat-perangkat teknologi tersebut, sehingga penggunaannya tidak melewati batas-batasnya. Tapi orangtuanya harus belajar dulu. Dan perlu semacam edukasi teknologi untuk orangtua,” ujar Tika.
Menurut hasil penelitian lembaga riset pasar ritel dan konsumen global, NPD Group yang berkedudukan di New York, Amerika Serikat, pada pertengahan 2007, anak-anak usia empat sampai lima tahun yang berada di Amerika Serikat, paling sering menggunakan perangkat teknologi komputer. Walaupun penelitian ini dilakukan di Amerika Serikat namun hasilnya bisa menjadi sebuah rujukan bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, seiring dengan meningkatnya fenomena anak-anak yang akrab dengan dunia TI.
Dalam kasus ini memang perekonomian di Indonesia belum merata disetiap daerahnya. Dan hal ini dapat dibuktikan dengan halnya masyarakat terpencil yang tidak mengerti bahkan tidak mengetahui adanya teknologi dan informasi ini. Dan hal ini masih sangat minim dan seharusnya menjadi sorot pemerintah agar memberikan penyuluhan atau sejenisnya sehingga masyarakat terpencil pun dapat mengetahui betapa berperan nya teknologi dalam kehidupan.
 Pengenalan teknologi yang seharusnya sudah diperkenalkan sejak dini oleh orang tua dapat memperkecil kemiskinan dari dampak perubahan teknologi yang berkembang secara tidak merata sehingga masih terdapat daerah-daerah di Indonesia ini yang belum tersentuh oleh teknologi secara langsung.  Perkembangan teknologi secara merata dan menyeluruh akan membuat suatu daerah itu menjadi maju dan memiliki sumber daya yang berkualitas. Kaitan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam peranannya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Ilmu pengetahuan digunakan untuk mengetahui “apa” sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”.  Ilmu pengetahuan sebagai suatu bahan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni yang dibuat untuk memproduksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling berinteraksi. Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan, sementara teknologi mengandung ilmu – ilmu pengetahuan yang terkandung dalamnya.

Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya, keduanya menghasilkan suatu kehidupan di dunia yang diantaranya membawa malapetaka yang belum pernah dibayangkan. Oleh karena itu, ketika manusia sudah mampu membedakan ilmu pengetahuan (kebenaran) dengan etika (kebaikan), maka kita tidak dapat bersikap netral terhadap penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau mengambil keputusan terhadap sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu mendapat pertimbangan moral dan ajaranagama.
Tes keperawanan
(tinjauan permasalahan prasangka, diskriminasi dan etnosentrisme)
Perempuan merupakan makhluk lemah lembut dan penuh kasih sayang karena perasaannya yang halus. Secara umum sifat perempuan yaitu keindahan, kelembutan serta rendah hati dan memelihara. Demikianlah gambaran perempuan yang sering terdengar di sekitar kita. Perbedaan secara anatomis dan fisiologis menyebabkan pula perbedaan pada tingkah lakunya, dan timbul juga perbedaan dalam hal kemampuan, selektif terhadap kegiatan kegiatan intensional yangbertujuan dan terarah dengan kodrat perempuan.
Ketika seharusnya perempuan harus dilindungi dan dijaga kehormatannya kini tidak dengan semua itu. Pada tahun 2010 perempuan dikejutkan dengan adanya diskriminasi perempuan yang terjadi. Perempuan dikejutkan dengan adanya berita dari kepala dinas kota prabumulih, H.M. Rasyid yang merencanakan untuk memberlakukan tes keperawanan bagi calon siswa SMA sederajat. Dan baginya kasus ini untuk menekan kasus prostitusi yang diduga melibatkan siswa didaerahnya. Tetapi dengan memberlakukan rencana kebijakan ini justru mengundang protes dibebagai kalangan.
Adanya tes keperawanan ini pun sempat beredar dan ini bukan lah yang pertama kali. Ini pernah terjadi pada tahun 2010 anggota DPRD Jambi mengusulkan tes keperawanan bagi pelajar perempuan dan mahasiswi. Dan pada tahun 2007 Bupati Indramayu melontarkan tes keperawanan bagi pelajar perempuan akibat marak peredaran VCD pornografis.
Bagaimana tidak protes? Hal ini sangat tidak wajar diberlakukan dan sangan memojokan atau mengucilkan kaum perempuan. Mungkin sebagian berpikir agar disekolahnya tidak ada yang jebol atau hamil diluar nikah atau pun bebas dari seks bebas. Tetapi, tidak adakah cara lain yang dapat diberlakukan apa seorang wanita yang jebol tidak pantas untuk mendapatkan pendidikan seperti yang lainnya. Lalu apa kabar dengan para lelaki bermuka dua diluar sana yang tidak terlihat bekasnya. Hal ini sangat tidak adil diberlakukan.
Saya sebagai perempuan pun tidak menyetujui hal ini, mungkin tujuan nya baik tetapi sangat tidak bisa diterima di telinga kita meskipun tidak melihat langsung. Dan sangat-sangat menjatuhkan martabat perempuan. Tidakkah mereka berpikir jika kita berada dalam posisi mereka. Tidakkah mereka jika diketahui tidak perawan tersebut tidak akan dikucilkan? Itu justru membuat mereka dipojokkan. Sangat tidak masuk akal adanya hal ini.
Rencana kebijakan ini mengandung sederet persoalan:
Pertama, adanya diskriminasi terhadap anak perempuan yang dinyatakan tidak perawan yaitu mendapat stigma negatif dan potensi dilanggar haknya untuk melanjutkan pendidikan, yang melanggar Pasal 28B ayat (2) berbunyi “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi” serta Pasal 28C ayat (1) UUD 1945 berbunyi “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan & memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni & budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya & demi kesejahteraan umat manusia”.
Kedua, kebijakan ini melanggar otonomi tubuh perempuan. Perempuan memiliki hak kemerdekaan atas tubuhnya sendiri. Intervensi melalui tes keperawanan menjadi sebuah pelecehan dan kekerasan terhadap perempuan.
Ketiga, tes keperawanan merupakan kebijakan yang lahir dari cara pandang diskriminatif terhadap perempuan oleh penyelenggara negara. Pada kasus prostitusi dan perdagangan perempuan (trafficking in persons, especially women and child), penyelenggara negara menempatkan akar masalah pada “moral perempuan yang tidak terpuji”. Penyelenggara negara kemudian menghasilkan kebijakan yang diskriminatif seperti tes keperawanan. Dalam hal ini, Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyalahi UU No. 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan dimana negara diwajibkan membuat peraturan-peraturan yang tepat untuk mengubah pola tingkah laku sosial dan budaya laki-laki dan perempuan dengan maksud untuk mencapai penghapusan prasangka-prasangka, kebiasaan-kebiasaan dan segala praktek lainnya yang berdasarkan atas inferioritas atau superioritas salah satu jenis kelamin atau berdasar peranan stereotip bagi laki-laki dan perempuan (Pasal 5 huruf a). Selain itu, juga menyalahi Inpres No 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional yang telah ditindaklanjuti secara khusus dalam bidang pendidikan berupa Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 84 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan.
Keempat, kebijakan ini bertentangan dengan arah pendidikan untuk membangun kepribadian anak seutuhnya dan penghormatan atas nilai-nilai HAM. Konvensi Hak Anak yang telah diratifikasi melalui Keppres No 36 Tahun 1990 menegaskan bahwa pendidikan anak salah satunya harus diarahkan ke pengembangan kepribadian anak, bakat, kemampuan mental dan fisik pada potensi terpenuh mereka; dan pengembangan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan dasar dan prinsip-prinsip yang diabadikan dalam Piagam PBB (Pasal 29 ayat (1)). Memberlakukan tes keperawanan sebagai cara menekan kasus prostitusi dapat dilihat sebagai bentuk penghukuman terhadap anak yang diduga telah berhubungan seksual dan/atau merupakan korban kekerasan seksual. Pendidikan yang seharusnya terus menerus membangun kepribadian dan karakter anak, malah menjadi ajang menghancurkan masa depan anak.

Oleh karena itu agar kita dapat menghindari dan mencegah tindakan mendiskriminasi orang lain maka kita harus memiliki sikap menghargai dan menghormati sesama tanpa memandang buruk orang lain dengan begitu setiap keputusan yang kita buat akan dipikirkan dengan matang dampak dan pengaruh yang akan terjadi. Kemudian selain itu perlu nya memperluas wawasan  kita dengan menengok lingkungan sekitar, dan ada baiknya jika kita memiliki sifat tidak ikut-ikutan orang lain atau pun memihak tanpa ada dasarnya. Karena kebanyakan dari kita hanya ikut-ikutan mendiskriminasi orang lain tanpa tahu alasan dan penyebab yang pasti.
Intoleransi makin berkembang di Indonesia
(tinjauan permasalahan warganegara dan negara)
Toleransi dan intoleransi, dua kata ajaib yang bisa memiliki arti penting dalam mendirikan sebuah Negara. Apalagi bila negara tersebut memiliki keanekagragaman budaya, agama, adat istiadat seperti negara kita ini, Indonesia. Seiring dengan berkembangnya zaman, dua kata tadi muncul ke permukaan melalui bantuan media-media yang ada.
Jika dulu toleransi adalah hal yang selalu dijadikan fondasi persatuan dan kesatuan. Merupakan ciri khas masyarakat kita,  tiba-tiba saja kata intoleransi muncul secara serampangan baik di jejaring sosial maupun berita-berita harian, baik cetak maupun online. Seolah-olah mengungkapkan kebohongan adanya toleransi dalam masyarakat yang ada.
Toleransi berarti adanya sikap saling menghargai. Menghormati dalam keberagaman. Mengasihi tanpa pandang bulu siapa dia. Dari mana latar belakangnya. Siapa orang tuanya, atau di mana ia dilahirkan. Toleransi berarti hidup berdampingan. Saling sapa, senyum, membantu yang membutuhkan. Menolong mereka dalam musibah. Salinng menguatkan baik dalam perkara yang besar dan perkara yang kecil.
Jika kita tengok kebelakang, banyak sekali contoh toleransi dalam kehidupan kita. Tak perlu jauh-jauh melihat berita untuk menemukannya. Sebut saja, di sekolah tempat kita menimba ilmu. Dalam satu kelas mayoritas bukan orang Indonesia asli. Ada keturunan Arab, ada keturunan Jepang, ada pula asli kelahiran Indonesia, namun pemegang passpor Malaysia.
Bukan hanya dari segi suku mereka berbeda. Dari segi intlektualpun mereka sangat plural. Ada yang ber IQ tinggi. Ada yang yang belum mampu berkomunikasi dengan baik. Beberapa anak bahkan masih harus mendapat perhatian khusus karena mereka berkebutuhan khusus.
Tapi saat mereka mulai mengerjakan tugas. Yang paling pandai akan membatu yang paling tidak bisa. Tak peduli dari mana latar belakang mereka. Ketika satu diantara mereka yang tak bisa komunikasi hilang, teman-teman lain berusaha mati-matian mencarinya tanpa paksaan dari siapapun. Itulah  yang disebut toleransi.
Mungkin sebagian berfikir, toleransi mereka karena settingan atau di kondisikan demikian oleh sekolah. Kita bisa menulusuri contoh lain yang lebih popular saat ini. Jika anda berjalan-jalan ke Solo, di sekitar jalan Jalan Gatot Subroto, bisa terlihat sangat jelas ada hal ganjil di sana. Ganjil bukan karena tabu melainkan karena ada Masjid bersebelahan dengan gereja. Dua bangunan ini, sudah cukup layak  menjadi  saksi bisu hidupnya toleransi antar kepercayaan di daerah tersebut. 
Bagaiman dengan kata intoleransi?. Masih segar di ingatan  saya saat seorang guru kewarganegarran menerangkan apa itu intoleransi. Panjang sekali maknanya. Yang jelas kata ini mencerminkan adanya sikap saling benci. Saling tidak memahami. Iri hati, tidak mau mengalah, mementingkan kepentingan golongan.
Tak ada penghargaan atas hak apapun yang Tuhan titipkan pada mereka. Mereka selalu mengatakan saya benar, ikuti atau terlindas. Turuti atau pergi. Miris memang jika harus di terangkan dengan bahasa yang saya pakai. Mengingat saya sendiri juga salah seorang yang pernah mengalami intoleransi itu. Trauma dan ketakutan menjadi penglaman tak terlupakan mengenai kata intoleransi.
Ikut menghargai perbedaan serta berpartisipasi menjadi bagian dari sendi-sendi persatuan dan kesatuan bangsa, semestinya menjadi suatu keharusan bagi setiap warga negara Indonesia. Mengingat pancasila sila ke 3 berbunyi “Persatuan Indonesia”. Faktanya banyak di antara kita, hanya hafal sila ke tiga tersebut.
Tapi untuk melaksanakannya, jangan harap. Mengingat, masih banyak sekali perbedaan yang ada antara satu individu dengan individu lain. belum lagi ada segelintir golongan dengan pengaruh yang kuat berusaha menyusupkan paham atau ideologi yang mereka yakini. Sadar atau tidak hal inilah yang juga memicu tumbuhnya sikap intoleransi pada masyarakat kita.
Sangatlah tidak etis jika saya harus mencontohkan intoleransi dari segi kehidupan saya. Mari kita ambil contoh dari berita yang sudah tidak diragukan lagi kebenarannya. Beberapa bulan lalu saat sebagian besar masyarakat Indonesia menunaikan ibadah puasa, masyarakat digegerkan dengan berita mengenai penutupan warung oleh oknum satpol PP.
Dialah nenek Saeni, seorang penjual nasi di daerang Serang, Banten. Hari itu, Rabu tanggal 8 Juni 2016. Bagaikan tersambar petir dengan lengan tinggi, tiba-tiba satpol PP merampas semua dagangan yang ada di warungnya. Dengan alasan adanya pelarangan berjualan di bulan itu.
Dalam kasus ini, ada pihak yang pro dan setuju atas penggerebakan itu. Ada pula yang merasa tindakan tersebut terlalu berlebihan. Mengingat ada lebih dari satu agama di Indonesia. Bagi pihak yang merasa kontra, mereka sampai rela mengumpulkan banyak donasi untuk mengganti kerugian ibu Saeni. Bagi mereka yang Pro, tentu saja tindakan penggalangan dana tersebut  dianggap bodoh.
Kurang ekstrimkah contoh di atas? Mungkin dengan melihat keadaan di DKI Jakarta  sekarang, akan membuat sebagian kita bisa melihat dengan jernih.  Salah satu calon Gubernur yang akan maju dalam PILKADA mendatang berasal dari kaum minoritas.
Permasalahan bukan hanya dari segi etnis, agama bahkan juga banyak isu-isu lain yang diangkat para pendukung  calon-calon Gubernur yang akan menjadi lawannya.
Pertempuran tidak akan seru bukan jika hanya berjalan biasa-biasa saja, hal inilah yang coba diyakini oleh Sang Gubernur yang  mencalonkan diri kembali. Ia berusaha tetap santai dan tidak terlalu ambil pusing atas intoleransi yang dialaminya. Baginya intoleransi seperti itu sudah sering terjadi. Hanya saja bedanya dulu tidak terblow up oleh media.
Pada dasarnya di dalam setiap kehidupan ini, selalu saja ada pilihan. Pilihan untuk bertindak baik atau buruk. Pilihan untuk menjadi bagian dari masyarakat penuh toleransi, atau sebaliknya. Ikut dalam pusaran sekelompok orang yang tidak mengenal perbedaan sama sekali, intoleransi atau sebaliknya, menjadi bagian dari golongan anti toleransi yang memukul rata semua perbedaan.
Sebagai salah satu insan yang lahir di bumi Pertiwi, saya pun akan lebih setuju mengikuti jejak para toleran. Bukan karena saya sering mendapat perlakuan kurang adil, melainkan karena saya ingin menjadi waraga Negara yang baik. Saya tidak ingin merusak Negara ini dengan paham intoleransi. Saya ingin negara ini menjadi semakin kuat dalam perbedaan, dengan kata toleransi sebagai perekatnya.
Dalam kasus lain kita ketahui bahwasanya intoleransi semakin meningkat setiap tahunnya dan jawaban nya pun karena pemerintah menganggap wajar terhadap hal ini dan mengabaikan hak asasi manusia yang ada. Hal ini terlihat ketika presiden kita SBY sangat minim kaitan nya dengan intoleransi di Indonesia. SBY hanya gemar melakukan komitmen politik-politik kata yang berujung pada pencitraan. Hal ini terlihat dari penelitian institute tahun 2011.
Kita mungkin tidak akan lupa mengenai kasus Ahmadiyah, kasus pembakaran gereja, kasus syah serta kasus lainnya. Apakah kasus diatas semua disebutkan akan penyelesaian mengenai hal ini? Cukup disayangkan negera tidak berani mengungkap dan menindak para pelaku. Negara justru membiarkan dan terlihat seperti tertekan terhadap sekelompok masyarakat. Artinya dalam kasus intoleransi negara kalah dan tidak mampu memberikan perlindungan terhadap warga negara nya.
Adapun cara yang dapat meningkatkan sikap toleransi antara lain :
- Menumbuhkan rasa Kebangsaan dan dan Nasionalisme.
- Mengakui dan menghargai Hak Asasi Manusia.
- Tidak memaksakan kehendak orang lain dalam memilih.
- Memberikan bantuan pada setiap yang membutuhkan tanpa memandang perbedaan.
- Memperkokoh silaturahmi dan menerima perbedaan.

Pada hakikatnya Indonesia adalah Negara yang memiliki keragaman agama, suku, dan budaya. Namun keanekaragaman tersebut tidak akan menjadikan kita tercerai berai bila kita dapat menjaga keanekaragaman itu dengan saling bertoleran. Toleransi adalah tonggak untuk mewujudkan kehidupan yang rukun, harmonis, aman, dan tentram. Untuk itu marilah kita saling toleran agar supaya perbedaan diantara kita dapat menyatu dan menjadikan Negara kita Negara yang majemuk dan sejahtera.

Rabu, 03 Mei 2017

Terjebak pada Raga yang Salah
(tinjauan permasalahan pelapisan sosial dan kesamaan derajat)
Waria adalah singkatan dari “wanita pria”, waria atau sering kita sebut banci dalam kehidupan sehari-hari merupakan salah satu bentuk penyimpangan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Waria kadang menjadi perbincangan yang tak kalah menarik dan tentunya sangat tidak asing untuk kita dengar karena sering sekali menjadi perbincangan masyarakat. Bagaimana mungkin seseorang pria berperilaku seperti layaknya wanita dan hal tersebut sangatlah tidak wajar, karena tuhan hanya menciptakan dua gender yaitu wanita dan pria dengan segala kelebihan dan kekurangan nya masing-masing. Tapi coba kita lihat para waria dari sisi fisik mungkin akan terlihat aneh bagi sebagian masyarakat, bahkan seseorang banyak sekali yang memandang sebelah mata tanpa memperhatikan sisi kehidupan lain dari para waria tersebut.
Pendapat lain mengenai waria adalah kecenderungan seseorang yang tertarik dan mencintai sesaama jenis. Sedangkan pendapat lain menjelaskan bahwa waria adalah individu-individu yang ikut serta dalam sebuah komunitas khusus yang para anggotanya memahami bahwa jenis kelamin itulah yang merupakan objek seksual yang paling menggairahkan (koeswinarno,1996).
Secara fisiologis waria itu sebenarnya adalah pria. Namun pria tersebut mengidentifikasi dirinya menjadi seorang wanita baik dalam tingkah dan lakunya misalnya saja dalam cara berpakaian nya, dandanan nya, cara berjalan nya hingga cara bicara nya mereka dapat menyerupai perempuan. Begitu juga dalam kehidupan sehari-hari kadang mereka telah terbiasa sehingga mereka juga merasa dirinya sebagai seseorang wanita yang memiliki sifat yang lemah lembut.
Mereka melakukan sehari-harinya dengan normal, umumnya kebanyakan dari mereka berprofesi di bidang yang memerlukan keterampilan yang biasanya dilakukan oleh para wanita. Seperti salon, butik, atau bidang-bidang kesenian lainnya. Meskipun ada beberapa yang bekerja dikantoran mereka tetap tampil apa adanya tidak ada yang mereka tutup-tutupi dari ciri kewariaan mereka baik itu cara berpakaian nya tingkah laku dan sebagainya. Jika mereka memakai pernak-pernik wanita sering kali dulu mereka menutup-nutupi kecenderungan sifat waria yang mereka miliki namun, saat ini seseorang waria justru terbuka bahkan ada saja yang terlihat bangga dengan adanya penampilan mereka sebagai waria tersebut.
Banyak hal yang menyebabkan waria yang melatari dirinya untuk menjadi seorang waria itu sendiri kebanyakan dari mereka menyebutkan faktor terjebak pada raga yang salah. Namun ada juga faktor lain yang menyebabkan seseorang menjadi waria antara lain:
-terjebak pada raga yang salah
Banyak waria yang akhirnya mengaku-ngakui penempatan raga. Beberapa waria beralasan bahwa sebenarnya mereka adalah seorang perempuan tetapi dilahirkan dalam wujud laki-laki. Para waria pun mengakui bahwasanya naluri dalam dirinya murni seratus persen perempuan.
-adanya mutasi gen
Secara medis, ada hormon yang menyebabkan seorang pria bertingkah laku layaknya seorang wanita dan bahkan merasa lebih nyaman dengan tingkahnya yang seperti itu. Mutasi gen ini yng menyebabkan kelainan gen pada pria yang bersangkutan. Misalnya model gen XXY, gen wanita (X) lebih dominan. Maka pria tersebut akan mengalami kelainan yang mencolok pada bagian tubuhnya. Misalnya, tumbuh payudara seperti perempuan.  
-tuntutan ekonomi
Faktor ekonomi ini dapat dikatakan sebagai alasan yang paling kuat dan paling konkret yang menyebabkan seseorang menjadi waria. Dalam kasus ini mereka yang berperan sebagai waria beranggapan bahwasanya dengan menjadi waria yang hanya bersifat kepura-puraan ini demi medapatkan uang. Padahal masih banyak cara lain yang bisa ditempuh, dengan adanya hal ini kepura-puraan tersebut bisa menjerat waria kedalam kebiasaan hingga akhirnya kebablasan.
-terpengaruh budaya barat
Di era globalisasi ini manusia rentan terpengaruh oleh budaya-budaya luar negeri yang mayoritasnya tidak sesuai dengan kebudayaan Indonesia. Salah satunya adalah plihan menjadi waria,  di beberapa negara pernikahan sejenis memang sudah dilegalkan oleh negara termasuk pilihan seseorang untuk mejadi waria. Bahkan negara-negara tersebut sering megadakan kontes-kontes kecantikan yang mana sebagian besar peserta nya dari kalangan waria. Hal ini yang turut ditiru oleh masyarakat Indonesia. Mereka mengadopsi budaya luar tanpa penyesuaian hingga akhirnya menimbulkan penyimpangan.
-trauma
Faktor traumatis memang bisa menjadi pemicu seseorang memutuskan untuk menjadi waria, boleh jadi pria tersebut mendapat perlakuan yang tidak senonoh ataupun perlakuan yang membuat pria tidak nyaman sehingga ia merasa nyaman dengan keadaan nya yang menjadi waria. Bisa pula karena ia sempat disakiti oleh wanita sehingga pria tersebut jadi menyukai sesama jenis dengan jalan mengubah dirinya menjadi wanita dan dengan hal tersebut biasanya mereka merasa dihargai dengan tingkahnya yang kewanita-wanitaan sehingga seseorang bisa saja kebablasan karena telah menjadi kebiasaan sehingga ia lupa bahwa dia adalah seorang pria.
-pengaruh lingkungan
Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan kerap menjadi pengaruh yang besar terhadap penentuan tingkah dan laku seseorang dan merupakan faktor pendukung terbesar yang menentukan masa depan seseorang. Termasuk menentukan waria atau tidaknya seorang pria. Pria yang sejak kecilnya bergaul dengan wanita, cenderung tumbuh menjadi sosok seperti wanita. Contoh lain, pria yang bekerja di salon cenderung memiliki sifat gemulai seperti wanita karena yang dia layani setiap harinya adalah wanita
-akhir zaman
Dalam agama islam, telah disebutkan bahwa salah satu tanda kiamat atau akhir zaman adalah seseorang pria yang bertingkah laku layaknya wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki ataupun bertingkah laku seperti laki-laki. Melihat kondisi ini, tampaknya hari kiamat semakin dekat seiring menjamurnya para pria. Begitu banyak alasan seseorang memilih menjadi waria karena mutasi gen ataupun profesi. Namun, alasan apapun tidaklah bisa dijadikan pembenaran karena agama terang-terangan melarang seseorang menjadi wanita dan sebaliknya. Apalagi jika pengingkaran kodrat nya disertai dengan suntik silikon untuk menumbuhkan payudara.

Keinginan waria yaitu untuk hidup dan diterima sebagai anggota kelompok lawan jenis, biasanya disertai dengan rasa tidak nyaman atau tidak sesuai dengan jenis kelamin sehingga waria juga ingin di terima keberadaan nya yang tidak diterima dimasyarakat karena bagaimanapun mereka menjadikan waria sebagai masalah sosial. Tahapan seseorang menjadi waria dikarenakan banyak faktor yang mendukung dan mendorong nya salah satunya adalah salah asuhan. Meski seseorang menganggap bahwa orang tua nyalah yang salah namun orang tua tetap saja tidak mau menerimanya ketika anaknya memutuskan untuk menjadi waria. Meski demikian waria mempunyai fungsi dimasyarakat yang juga mendukung eksistensi mereka. Timbul pengharapan pada waria untuk diterima secara utuh oleh masyarakat.
Maka alangkah baiknya jika waria agar dalam kehidupaannya dapat berlaku secara wajar jikapun menjadi wanita maka bertingkah laku seperti wanita yang anggun dan sopan.  Dan jika memakai baju agar melihat waktu dan tempat sehingga, masyarakatpun bisa lebih mudah menghargai waria yang benar-benar ingin menjadi wanita sesungguhnya. Kemudian untuk masyarakat agar tidaklah hanya melihat hanya dari penampilan seseorang karena dalam hidup kita harus saling memahami dan menghargai sesama dan tidaklah hanya melihat seorang waria itu dalam hal fisik saja karena setiap yang mereka lakukan pasti ada alasan nya entah itu faktor ekonomi yang mendorong mereka.

Oleh karena itu, jangan menghujat mereka dan jangan mengucilkan mereka dan sebaiknya rangkul mereka karena bagaimanapun mereka butuh seseorang yang memotivasi dalam kehidupan mereka dan bantu mereka agar mereka dapat merubah diri nya ke dalam wujud asli nya agar tidak lagi menyerupai wanita sehingga mereka belajar untuk menghargai diri sendiri.
Pria bertopeng
(tinjauan permasaalahan individu, keluarga, dan masyarakat)
Siapa yang tau orang yang kerap kita puja-puja keberadaannya dan selalu kita nanti-nantikan dalam hidup kita justru menjadi orang yang dapat menjerumuskan kita ke dalam ruang lingkup yanng tak kita inginkan. Sedih bukan? Awal nya mereka membahagiakan namun pada akhirnya kebanyakan mencelakakan dan melukai kita. Banyak yang bersifat manis diluar sana entah ia pria bertopeng. Banyak yang membahagiakan diawal namun berujung penyesalan masalah ini kerap kita ketahui disekitar kita. Yaitu kekerasan dalam pacaran.
Apa itu kekerasan dalam pacaran atau dating violence ? kekerasan dalam pacaran merupakan kasus  yang sering terjadi setelah kekerasan dalam rumah tangga. Dan kasus kekerasan dalam pacaran ini jarang sekali mendapatkan sorotan jika sama-sama kita bandngkan dengan kekerasan dalam rumah tangga, hal ini terjadi karena banyak sekali orang-orang yang mengabaikan masalah ini padahal masalah ini sama pentingnya dengan masalah kekerasan dalam rumah tangga. Pengertian dari kekerasan pacaran itu sendiri adalah tindak kekerasan terhadap pasangan yang belum terikat pernikahan dan mencakupi kekerasam fisik, psikologi, dan ekonomi.
Banyak yang beranggapan bahwa dalam berpacaran tidaklah mungkin terjadi kekerasan, karena pada umum nya masa pacaran adalah masa-masa yang penuh dengan hal-hal yang indah, dimana setiap hari diwarnai oleh manisnya tingkah laku serta kata-kata yang di ungkapkan oleh sang pacar. Hal ini dapat dipahami sebagai salah satu bentuk ketidaktahuan masyarakat mengenai hal ini dan kurang nya informasi mengenai hal ini. Tetapi banyak data yang membuktikan bahwa kekerasan dalam pacaran setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan survey yang telah dilakukan di Amerika, diketahui bahwasanya 21 persen dari remaja laki-laki dan 22 persen dari remaja perempuan melaporkan mengalami kekerasan fisik atau psikis yang dilakukan oleh pasangannya. Dalam penilitian lain dinyatakan bahwa 32 persen dari remaja melaporkan mengalami hal yang sama baik laki-laki maupun perempuan.
Hasil penelitian lain tentang KDP menyebutkan bahwa karakteristik kepribadian korban kekerasan dalam pacaran antara lain adanya kebutuhan yang kronis akan cinta dan perhatian, mempunyai harga diri rendah dan persepsi yang negatif terhadap dirinya sendiri, adanya ketergantungan terhadap sesuatu (misalnya, pekerjaan, drugs, alkohol, dsb), ingin selalu merasa dibutuhkan, sehingga marah jika terisolir, dan jika berkonflik selaalu tidak pernah terselesaikan dengan baik (Rini dalam Dwiastuti, 2006). Hasil penilitian lain yang menyatakan 590 gadis yang terkena kasus kenakalan remaja di Amerika Serikat dimana mereka yng mengalami KDP adalah mereka yang melakukan hubungan seksual dimulai dari umur 13 tahun atau lebih awal dari self efficacy yang rendah dalam pencegahan dalam pacaran (cheng et all, 2008).
Bentuk-bentuk kekerasan dalam pacara terbagi menjadi 2, yaitu:
1.      Kekerasan emosional
Mendefinisikan kekerasan emosional ini lebih berat dibandingkan dengan mendfinisikan kekerasan seksual atau fisik yang relatif jauh lebih mudah. Meremehkan, mengabaikan, meruntuhkan, merendahkan, mengomel. Mengkritik, adalah semua bentuk-bentuk yang memungkinkan dalam pacaran. Kekerasan emosional adalah setiap perbuatan dan ucapan yang mengakibatkan hilngnya rasa kepercayaan diri, hilangnya kemampuan diri untuk beritndak, dan rasa tidak berdaya serta ketakutan terhadap pasangan. Kekerasan emosional dapat juga dikatakan sebagai keadaan emosi yang sengaja dibuat oleh seseorang untuk melukai ataupun mengedalikan pasangannya. Misalnya saja, mengejek, curiga berlebihan, selalu menyalahkan pacar dan mengekang.
2.      Kekerasan seksual
Kekerasan seksual adalah kekerasan terhadap hal-hal yang mencakup pelecehan seksual, memaksa pasangan baik secara fisik maupun psikis untuk melakukan hubungan seksual ataupun melakukan hubungan seksual tanpa persetujuan dan disaat pasangan tidak meghendakinya dan melakukan hubungan yang tidak di sukai oleh pasangannya. Contohnya, memaksakan kontak seksual yang didalamnya terdapat perkosaan, protisi, sodomi, sodomi, dan lain-lain. Dan bentuknya berupa rabaan, ciuman, sentuhan yang tidak dikehendaki, memaksa kita untuk melakukan hubungan seks dengan beribu alasan tanpa persetujuan apalagi dengan ancaman akan meninggalkan  atau mengintainya.
Adapun penyebab kekerasan dalam pacaran antara lain:
1.      Pola asuh dan lingkungan keluarga yang kurang menyenangkan
Misalkan saja sikap kejam orang tua, berbagai macam penolakan orang tua dengan keberadaan anaknya, dan sikap disiplin yang berlebihan sehingga anak merasa terkekang dan ingin bebas. Hal semacam itu akan berpengaruh pada peran yang dianut anak tersbut pada masa dewasa nya nanti, bila model peran yang diajarkan kepada anak-anaknya tidak sesuai dengan model yang normal maupun standard hal tersebut dapat mengakibatkan anak melakukan kekerasan tersebut.
2.      Peer group
Dalam hal ini teman disekitar kita mendapatkan peran penting dan memiliki pengaruh besar dalam memberikan kontribusi semakin tingginya kekerasan antar pasangan.
3.      Media massa
Dengan adanya media massa TV, film sedikitnya memberikan kontribusi terhadap munculnya sifat agresif terhadap pasangan. Ternyata tayangan kekesarasan yang sering muncul dalam program siaran televisi maupun adegan sensual dalam film tertentu dapat memicu tindakan kekerasan terhadap pasangan.
4.      Kepribadian
Teori mengtakan bahwa orang dengan tipe A lebih cepat menjadi agresif daripada tipe kepribadian B. Dan ini berlaku semakin tinggi harga diri yang dimiliki seseorang maka ia memiliki peluang lebih besar untuk bertindak agresif.
Dan masih banyak lagi hal-hal yang menyebabkan seseorang melakukan kekerasan dalam pacaran, adapun dampak yang ditimbulkan dari kekerasan dalam pacaran yaitu, menimbulkan dampak fisik  maupun pikis. Dampak fisik bisa berupa memar, patah tulang, dan sebagainya. Sedangkan luka psikis bisa berupa terhina, dilecehkan, sakit hati, harga diri yang terluka dan sebagainya. Seiring berjalan nya waktu korban merasa hal-hal yang dilakukan oleh pasangannya merupakan hal yang wajar dan tidak perlu untuk ditakuti  maupun diwaspadai padahal hal tersebut tentunya merusak perkembangan remaja dalam mempelajari hubungan yang sehat. Dampak yang ditimbulkan pun berupa depresi, menyalahkan diri sendiri, cemas, dan mencoba bunuh diri.
Maka, penanganan maupun pencegahan yang dapat dilakukan tentuna tergantung dari penyebabnya. Kita harus telusuri terlebih dahulu apa penyebabnya baru kita dapat melakukan penanganan nya bagaimana. Proses penanganan nya pun perlu melibatkan kedua belah pihak baik pelaku maupun korban karena biasanya pada kasus ini diakibatkan oleh ketergantungan pada masing-masing pihak. Kepada korban perlunya meyakinkan dia untuk berkata tidak untuk tindak kekerasan yang dilakukan oleh pasangannya, membantunya melihat pilihan dan alternative yang dapat menumbuhkan kepercayaan pada dirinya. Untuk koran yang mengalami trauma dibutuhkan penanganan khusus oleh psikiter atau psikolog atau melalui pendamping korban untuk tahap awal.
Oleh karena itu, perlunya terutama pada remaja untuk terus mewaspadai dan memantau pasangan nya masing-masing agar tidak sampai melakukan hal tersebut. Jika sudah ada tanda-tanda yang mencurigakan pada pasangan kalian maka tinggalkan. Dan perlunya kehati-hatian dalam memulai suatu hubungan tentunya harus dipikirkan secara matang-matang,  jangan sampai dengan menjalin hubungan tersebut merugikan diri anda sendiri. Jangan mudah terbuai ataupun terayu oleh pasangan kalian jika mereka ingin melakukan hal-hal yang menyimpang. Dan perlu nya mendekatkan diri kepada yang kuasa agar terhindar dari perbuatan-perbuatan tersebut.
Musuh terdekat
(tinjauan permasalahan pemuda dan sosialisasi)
            Sama-sama kita ketahui bahwa masa remaja merupakan masa yang kita tunggu-tunggu kedatangannya. Dengan masa ini seseorang mencari jati diri nya, namun jangan salah masa remaja ini justru bisa menjadi musuh terdekat kita mengapa begitu? Karena dari sini seseorang dapat melakukan hal yang tidak sewajarnya dilakukan berawal dari rasa ingin tahu yang akhirnya dapat menjurumuskan diri mereka namun beda halnya dengan remaja yang dapat mengendalikan dirinya justru itu menjadi teman dekat mereka.
Remaja dengan segala perubahan dan fakta-fakta nya memang selalu menjadi sesuatu yang menarik untuk dibahas. Remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan sosial antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun yaitu menjelang masa dewasa muda. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang, dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
Seseorang yang sedang beranjak dewasa atau pun pubertas keingintahuan nya pun semakin bertambah dan kebanyakan dari merera sedang sibuk mencari jati diri mereka misalnya saja mereka justru ingin tahu sebenarnya siapa mereka dan tujuan mereka hidup namun, ada saja yang penyebab nya berdasarkan keingin tahuan nya yang tinggi yang terkadang justru dapat membawa diri mereka kepada sesuatu yang membahayakan mereka ataupun menjerumuskan mereka kepada lubang yang salah. Salah satu contoh nya saja yang banyak diketahui dikalangan kita ini adalah seks bebas yang merajalela di kehidupan saat ini. Salah satu faktor utama nya adalah dilihat dari lingkungan dan sekitarnya.
Seks bebas merupakan hubungan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan. Kita tentu mengetahui bahwasanya hal ini merupakan salah satu tindakan yang menyimpang dan tidak sesuai dengan norma maupun agama. Masalah seks ini kerap sering kita dengar di media masa, maupun dilingkungan sekitar kita. Remaja juga merupakan individu yang labil emosinya bahkan kadang tidak terkontrol oleh pengendalian yang benar. Kurang nya iman masalah keluarga, ajakan-ajakan teman yang membuat seorang remaja melakukan hal tersebut. Padahal generasi muda adalah generasi bangsa serta penerus bangsa yang dimana remaja sangat dibutuhkan potensi nya untuk membenarkan negara ini dan merupakan tulang punggung bangsa untuk memajukan bangsa dan meneruskan kepemimpinan banga ini agar lebih baik.
Awal mula disebabkannya seks bebas ini adalah pacaran. Mereka menganggap bahwasanya pacar merupakan calon suami yang berhak mendapatkan apapu termasuk kepuasan yang cenderung negatif. Padahal hal tersebut tidaklah baik, kebanyakan dari mereka yang melakukan hal ini karena berpikir bahwa untuk mencari calon pendamping yang pas agar tidak salah pilih atau bisa juga untuk mengenali karakter maupun watak dari pasangan nya masing-masing. Dalam hal ini berdua-dua an pun didalam islam dianggap sebagai hal yang tabu yang tidak seharusnya dilakukan oleh karena nya dalam islam pun tidak diperkenankan pacaran karena banyak hal negatif yang akan ditimbulkan dari adanya hubungan tersebut. Dan fakta menyatakan bahwa banyak nya perzinahan yang dilakukan akibat pacaran.
Selain pacaran salah satu penyebab nya adalah untuk mendapatkan uang tambahan. Padahal masih banyak cara untuk memperoleh uang yang halal dengan cara yang halal,  mereka mengatakan untuk mencari kerja ataupun uang sampingan. Mayoritas dari mereka menyukai seks dan menganggap pekerjaan tersebut adalah pekerjaan yang mudah untuk dilakukan dan dapat menghasilkan uang dalam waktu singkat tanpa bersusah payah, sehingga kebanyakan dari mereka yang sudah ketagihan dengan uang yang didapat sampai lupa dampak yang akan mereka tanggung akibat perbuatan mereka sendiri. Maka tidak heran dengan adanya hal ini banyak perempuan-perempuan yang hamil diluar nikah. Pengertian pacaran zaman sekarang dengan 15 tahun yang lalu pun berbeda akibatnya banyak remaja saat ini yang putus sekolah karena hamil. Oleh karena itu, perlu nya arahan dibawah bimbingan orang tua dan hendaknya orang tua memberikan idealisme maupun kenyataan kepada anaknya bahwa segala sesuatu yang kita harapkan belum tentu menjadi kenyataan demikian juga dengan kenyataan belum tentu sesuai dengan yang kita harapkan. Keindahan dan kehangatan dalam pacaran pun tidak akan berlangsung lama maka perlu nya kesadaran bagi remaja untuk berpikir kembali dengan melakukan seks bebas serta dampak yang akan ditanggung apabila seorang remaja melakukan hal tersebut.
Dalam perkembangan nya saat ini yang semakin maju, justru banyak sekali penyimpangan-penyimpangan yang diakukan oleh para remaja. Pergaulan remaja saat ini pun telah jauh diluar batas norma-norma sehingga tidak heran jika banyak remaja saat ini yang melakukan hal-hal diluar batas misalnya saja seks bebas, HIV atau AIDS, dan banyak dikalangan wanita atau remaja sekalipun yang hamil diluar nikah. Itu disebabkan karena mereka telah memasuki tempat-tempat khusus orang dewasa.
Bahkan sekarang pelakunya bukan saja mahasiswa dan anak SMA namun, sudah merambat kepada anak SMP yang kebanyakan dari mereka mengakui pernah melakukan seks bebas dan yang melakukan sekitar 60-80% kemudian hal-hal ini banyak terjadi dilingkungan kos-kosan dan mereka yang melakukannya usia 16-25 tahun. Umumnya mereka masih bersekolah ditingkat Sekolah Lanjut Tingkat Atas (SLTA) dan mahasiswa namun ada juga yang terjadi juga pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Awal mula seseorang remaja terjerumus dalam ke dalam seks bebas adalah salah bergaul dan terpengaruh oleh ajakan teman. Maksud dari salah bergaul ini bukan berarti kita harus memilih-milih dalam bergaul tetapi hendaknya tidak terpengaruh oleh ajakan teman yang membawa kita kepada hal yang negatif dan tetap berpegang teguh terhadap norma agama dan hukum karena bergaul tidak harus melakukan seks bebas. Dan kebanyakan dari remaja ingin dikenal ataupun diakui oleh teman yang lain nya dalam hal lain mereka ingin dianggap gaul sehingga mereka melakukan hal tersebut yang seharusnya tidak mereka lakukan.
Oleh karena itu kita sebagai remaja harus membiasakan diri untuk berpikir panjagn sebelum bertindak hendaknya dipikir berulang kali untuk melakukan hal-hal tersebut. Apalagi kita belum mengetahui dampak baik dan buruk yang akan ditimbulkan untuk kita, keluarga kita, dan orang lain tentunya.
Berikut adalah faktor-faktor pendorong seseorang melakukan seks bebas:
1.      Kehidupan iman yang rapuh
Kehidupan beragama yang baik dilengakapi dengan ketaatan, pemahaman dalam beragama serta menjalankan ajaran-ajaran yang baik yang sesuai dengan syariat tanpa dipengaruhi oleh kondisi dan keadaan apapun. Seseorang dapat melakukan hubungan seks karena kurang nya iman pada dirinya dan kurangnya pengetahuan agama yang melekat pada dirinya. Maka, perlunya sebagai orang tua untuk mengenali agama pada anak-anaknya. Jika pegetahuan agama anak masih sangat minim maka tidak menutup kemungkinan pengetahuan nya tentang hal-hal yang diluar agama tentu sangat minim.
2.      Kurang nya perhatian orang tua
Orang tua akan sangat berperan dalam kehidupan anak-anaknya mereka dianggap penting dalam pembentukan karakter anak-anak mereka. Oleh karena nya, kebahagiaan anak pun tidak selalu berbentuk materi karena bagaimanapun mereka membutuhkan perhatian dari kedua orang tuanya. Namun, berbeda dengan anak yang telah diberi perhatian yang lebih oleh orang tua nya dan anak tersebut tetap memiliki kepribadian yang buruk. Hal tersebut akan meninggalkan penyesalan pada akhir perbuatan remaja atau mahasisa tersebut.
3.      Fasilitas yang lengkap
Fasilitas yang lengkap justru memicu anak untuk melakukan pergaulan bebas. Namun, hal tersebut kembali kepada anak nya masing-masing. Jika anak dapat menyikapi fasilitas tersebut dengan baik maka hal tersebut justru bermanfaat bagi anaknya tetapi, jika anak tersebut menyikapi fasilitas tersebut dengan tidak baik maka hal tersebut justru dapat menjerumuskan anaknya kepada pergaulan bebas. Contohnya saja kontrakan yang membuat para remaja ataupun mahasiswa melakukan seks bebas. Rumah yang sering kosong misalnya ataupun sepi hal itu dapat memicu remaja ataupun mahasiswa untuk melakukan seks bebas.
4.      Tekanan dari seorang pacar
Hal tersebut sering terjadi karena kebutuhan seseorang untuk dicintai dan mencintai maka seseorang harus melakukan apa saja dan rela melakukan nya untuk seseorang yang kita cintai tanpa memikirkan resiko yang aka ditanggung nya dalam hal ini yang berperan tidak hanya soal nafsu tetapi memberontak terhadap kedua orang tuanya sehingga anak hanya membutuhkan hubungan, harga diri, rasa aman layaknya orang dewasa. Dan hal ni telah banyak ditemukan.
5.      Rasa ingin tahu tentang hal-hal yang berbau seksual
Pada usia remaja keingintahuannya begitu besar apalagi tentang seks belum lagi jika temannya mengatakan bahwa seks itu nikmat ditambah informasi yang tak terbatas masuknya. Maka, rasa penasaran tersebut pun mendorong mereka untuk melakukan berbagai percobaan yang tanpa mereka sadari hal itu justru membahayakan mereka.
Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda-beda namun semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan atau agama dan ketidakstabilan emosi remaja. Hal ini yang menyebabkan perilaku tidak terkendali namun, semuanya kembali kepada diri sendiri menjadi orang seperti apa kita. Jauhilah pergulan bebas dan hal-hal negatif yang dapat merugikan diri sendiri.
Adapun solusi ataupun pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari seks bebas ialah hindari berpacaran karena semuanya dapat dimulai dari sini, komunikasi dan komitmen agar tetap berada dalam batasan yang benar, kontrol dari keluarga dan orang tua, hindari pergaulan yang buruk, hindari bacaan dan film-film porno, serta seorang remaja harus bisa menjaga diri sendiri dengan akhlak yang baik dan ajaran-ajaran agama.

Oleh karena itu, kita harus dapat menempatkan diri sebagai remaja yang baik dan benar sesui dengan tuntunan agama dan norma hukum yang berlaku agar terhindar dari perbuatan tersebut. Ingatlah kita sebagai remaja adalah calon penerus bangsa dimasa depan, dan jika kita melakukan hal tersebut mau jadi apa negara kita nanti maka, mulai sekarang cobalah untuk mendekatkan diri kepada tuhan yang maha esa untuk mempertebal keimanan kita, karena iman adalah dasar yang paling utama didalam diri kita sendiri.

Rabu, 29 Maret 2017

Budaya Bullying di Jakarta
(tinjauan permasalahan sosial masyarakat perkotaan)

Permasalahan mengenai bullying bukan lagi suatu hal yang dianggap awam bagi semua orang. Kini bullying merupakan hal yang menarik banyak orang. Tokoh-tokoh yang sering didapati dalam kasus tersebut adalah para remaja. Karena banyak dari mereka yang masih mencari jati dirinya sehingga sering kali melakukan hal-hal yang mereka anggap dapat menaikkan harga dirinya tanpa harus memikirkan dampak yang akan ia timbulkan kepada orang lain. Bullying juga merupakan salah satu dampak yang ditimbulkan dari kenakalan remaja sehingga kasus tersebut harus ditangani secara serius agar tidak mmemberikan dampak yang buruk kepada siapapun.
Penindasan (bahasa inggris: bullying) adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik. Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik, atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu, mungkin ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan. Tindakan penindasan terdiri dari empat jenis, yaitu secara emosional, fisik, verbal, dan cyber. Budaya penindasan dapat berkembang dimana saja selagi terjadi interaksi antar manusia, dari mulai sekolah, tempat kerja, rumah tangga dan lingkungan.
Adapun bentuk-bentuk penindasan:
1.      Penindasan fisik yaitu, tindakan penindakan dengan kontak secara fisik yang menimbulkan perasaan sakit fisik, luka, cedera, atau penderitaan fisik lainnya. Contohnya memukul, menampar, atau menendang orang lain.
2.      Penindasan psikologis yaitu, tindakan yang menimbulkan trauma psikologis, ketakutan, depresi, kecemasan, atau stres, selain itu juga menimbulkan kegalauan/gusar.
Fenomena penindasan atau kerap disebut bullying ini adalah salah satu masalah yang hingga kini belum terselesaikan dan masih saja dilakukan secara diam-diam dibeberapa lingkungan sekolah. Dan kasus bullying pun belum dapat diberantas secara menyeluruh dilingkungan sekolah. Dan ini menjadi salah satu hal yang dapat mengkhawatirkan para orang tua yang menyekolahkan anak nya.
Sekolah yang dianggap nyaman, berkembang dan dapat membangun potensi serta pesahabatan. Sayangnya kerap menjadi linkungan yang paling ditakutkan bagi para korban penindasan.  Namun, terkadang adanya kasus tersebut tanpa sepengetahuan pihak sekolah. Karena, seseorang ataupun korban penindasan pun akan semakin terancam jika ia memberitahu keadaan nya pada siapapun dan itu sangat berisiko bagi para korban penindasan. Sehingga kebanyakan dari mereka memilih untuk diam dan tidak memberitahu siapapun termasuk orang tua mereka. Akibatnya, pihak sekolah pun mengakui terlalu sulit untuk melacak tindakan tersebut.
Biasanya pelaku memulai bullying disekolah pada usia muda dengan melakukan teror pada anak laki-laki maupun perempuan secara emosional atau intimidasi psikologis. Biasanya mereka melakukan tindakan tersebut untuk mencari perhatian banyak orang, kurangnya perhatian yang diberikan oleh kedua orang tua mereka ataupun adanya masalah keluarga yang sedang menimpa kehidupan penindas. Sehingga membuat mereka stres dan melakukan hal-hal yang dianggap tidak wajar dan menimbulkan resiko yang cukup besar. Hal ini mereka lakukan tanpa berpikir panjang dan tidak memikirkan dampak kedepannya, sehingga kebanyakan dari mereka akan sadar apabila hal tersebut ditangani oleh pihak sekolah serta mendapatkan teguran ataupun peringatan yang apabila sudah tidak dapat diwajari tindakannya sekolah akam melakukan drop out untuk memberi pelajaran bagi mereka yang melanggar.
Kasus bulying pun kini sudah menjadi hal yang dianggap biasa saja bagi masyarakat Jakarta. Mereka menganggap bahwasanya perilaku bullying tersebut sesuatu yang dianggap wajar untuk dilakukan, mereka akan melakukan bullying apabila sesuatu yang ia inginkan tidak terpenuhi serta apabila sesuatu yang ia perintah tidak segera dilakukan bagi mereka yang enggan untuk memenuhi perintah penindas.
Misalnya kasus bullying terjadi di SMA 90 Jakarta, lapangan di kawasan Bintaro menjadi saksi bisu aksi kekerasan yang terjadi di SMA 90 Jakarta. Siswa kelas 1 dipaksa buka baju, push up, lari dan ditampar. Awalnya mereka dibawa kaka kelas mereka, disana mereka disuruh push up, buka baju, dan lari. Disana mereka juga disuruh untuk suit dan yang kalah ditampar dengan keras.
Kasus tersebut pun terjadi di SMA 82 Jakarta, sudah menjadi rahasia umum bahwasanya siswa SMU kelas 1 dan 2 tidak boleh melalui sebuah koridor dan hanya siswa kelas 3 yang dapat melaluinya. Dan dalam kasus ini nyatanya salah satu siswa kelas 1 melalui koridor tersebut. Kemudian siwa tersebut dipukuli dan belum sampai disitu, lalu siswa tersebut diminta untuk menemui mereka di Warung Taman. Siswa tersebut dikerjai habis-habisan oleh penindas kemudian mereka memanggil teman-teman siswa tersebut karena solidaritas teman-teman mereka pun hanya diam. Dan ini justru membuat marah penindas, akhirnya ketika siswa ingin melawan si penindas siswa tersebut pun kalah cepat dan bahkan sekitar 30 siswa teman penindas pun langsung mendatangi siswa tersebut dan tanpa basa-basi mereka pun memberikan pukulan lanjutan. Hingga siswa tersebut sampai ke UGD dan tidak menyadari apapun.
Hingga terulang di SMA 70 Jakarta, dimana adik kelas yang tidak sengaja tidak mengenakan kaos singlet ketika sekolah. Dan hal  ini telah ditetapkan oleh senior, pada kejadian ini senior tidak ingin mendengarkan penjelasan ataupun alasan dari sang adik. Sehingga senior pun melakukan tindakan yang tidak sewajarnya seperti memukul, menendang, dan dicengkram oleh para senior hingga lebam-lebam. Kabar bullying juga terdengar di SMA Don Bosco Pondok Indah, dimana seorang junior dipukul dan disundut rokok adapun kasus bullying juga terjadi di SMA 46 Jakarta, dimana seorang junior dipinjam motornya oleh senior dan motornya baru dikembalikan hingga larut malam terkadang dikembalikannya pun dengan cara yang tidak seharusnya dan tidak sopan setelah kejadian itu ia pun lansung pulang seusai sekolah dan kejadian itupun membuat dirinya semakin naas. Suatu hari ia dipanggil oleh senior dan apabila ia tidak memenuhi panggilannya senior pun memberikan ancaman untuk dirinya. Dengan dikelilingi senior yang lain ia pun tetap mengalami beberapa pemukulan helm dan tangn kosong, tendangan dipunggung, serta lima sundutan rokok dilengan kanannya. Sehingga hal ini pun dapat membuat junior merasa tertekan dan trauma dengan hal seperti ini.
Pada tahun 2006 Badan Pusat Statstik (BPS) mencatat bahwasa kasus kekerasan kini mencapai Rp 25 juta, dengan berbagai macam bentuk dari yang ringan sampai yang berat. Lalu pada tahun 2009 menunjukan kepolisian mencatat dari seluruh laporan kasus kekerasan, dintaranya 30 persen diantaranya dilakukan oleh anak-anak, dan 30 persen kekerasan dilakukan oleh anak-anak,48 persen dilakukan disekolah dengan kadar dan motif yang bervariasi.
Oleh karena nya solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah kasus bullyimg antara lain, satukan persepsi dengan istri atau suami artinya sangat penting bagi suami dan istri untuk menangani permasalahan yang ada disekolah karena jika tidak maka anak akan bingungdan justru akan semakin tertekan, pelajari dan kenali karakter anak artinya mempelajari karakter anak juga penting karena salah satu penyebab adanya korban bullying adalah dia yang selalu merasa takut dan tidak percaya diri sehingga yang seperti inilah yang kerap menjadi korban bullying, jangan terlalu ikut campur pada hakikatnya seorang anak dapat menyelesaikan masalanya sendiri sehingga sebagai orang tua tidak perlu merasa khawatir karena peran orang tua yang terpenting disini adalah mempuk rasa percaya diri, jangan ajari anak lari dari masalah karena bagaimanapun masalah membuat anak menjadi pribadi yang kuat dan tidak lemah sehingga dia dapat menyelesaikan masalah nya sendiri, dan yang terakhir adalah jangan berlarut-larut dalam emosi jadi usahakan betul dan selalu menasihati anak agar terus belajar memaafkan dan jangan seskali mencuekkan mereka disaat mereka ada masalah karena disitu seseorang membutuhkan motivasi sehingga lama-lama seseorang akan lupa terhadap kekesalannya oleh orang lain.
Adapun untuk pihak sekolah agar terus memantau siswa-siswi nya agar tidak lagi melakukan tindakan bullying diam-diam. Dan hal ini perlu diperhatikan secara seksama, serta perlunya dikenakan sanksi bagi mereka yang melakukan tindakan bullying. Karena bagaimanapun bullying dapat berakibat fatal apabila tidak segera ditindak lanjuti mengenai kasus tersebut.
Warok dan gemblak sebuah homoseksual masyarakat Jawa
(tinjauan permasalahan penduduk, masyarakat, dan kebudayaan)

Permasalahan mengenai seksualitas selalu menjadi perbincangan yang menarik diberbagai kalangan. Banyak masyarakat yang berpendapat bahwasanya permasalahan mengenai seksualitas tidaklah pantas untuk dibicarakan diranah publik. Namun disisi lain seksualitas kini telah menjadi fenomena yang menarik dan membuat penasaran banyak orang.
Homoseksualitas adalah rasa ketertarikan romantis atau seksual atau perilaku antar individu berjenis kelamin atau gender yang sama. Sebagai orientasi seksual homoseksualitas mengacu kepada “pola berkelanjutan atau disposisi untuk pengalaman seksual, kasih sayang atau ketertarikan romantis” terutama atau secara ekslusif kepada orang dari jenis kelamin yang sama, homoseksualitas juga mengacu pada pandangan individu tentang identitas pribadi dan sosial berdasarkan pada ketertarikan, perilaku eksperesi, dan keanggotaan dalam komunitas lain yang berbagi itu.
Homoseksualitas merupakan salah satu dari tiga kategori utama orientasi seksual, bersama dengan biseksualitas dan heteroseksualitas, dalam kontinum heteroseksual-homoseksual. Kosensus ilmu-ilmu perilaku dan sosial juga profesi kesehatan dan kesehatan kejiwaan menyatakan bahwa homoseksualitas adalah aspek normal dalam orientasi seksual manusia.
Orientasi seksual manusia umumnya dibahas sebagai karakteristik individu, seperti jenis kelamin biologis, identitas gender, atau usia. Perspektif ini tidak lengkap karena orientasi seksual selalu didefinisikan dalam istilah relasional dan harus melibatkan hubungan dengan orang lain. Tindakan seksual dan atraksi romantis dikategorikan sebagai homoseksual atau heteroseksual sesuai dengan jenis kelamin biologis individu yang terlibat didalamnya, yang saling berhubungan relative satu sama lainnya. Memang individu mengungkapkan heteroseksualitas, homoseksualitas, atau biseksualitas mereka dengan tindakan atau keinginan mereka terhadap orang lain. Hal ini mencakup tindakan-tindakan sederhana seperti berpegangan tangan atau berciuman. Jadi, orientasi seksual secara integral terkait dengan hubungan personal seseorang individu yang dibentuk dengan individu lain untuk memenuhi kebutuhan akan cinta, ikatan, dan kentiman. Selain perilaku seksual, ikatan ini mencakup kasih sayang fisik non seksual antara pasangan, tujuan dan nilai-niai bersama, saling mendukung dan komitmen berkelanjutan.
Homoseksualitas bukanlah penyakit kejiwan dan bukan penyebab efek seksualitas negtive, prasangka terhadap kaum biseksual dan homoseksual lah yang menyebabkan efek semacam itu. Meskipun banyak sekte-sekte agama dan organisasi “mantan gay” serta beberapa asosiasi psikologi memandang bahwa kegiatan homoseksual adalah dosa atau kelainan. Bertentangan dengan pemahaman secara ilmiah, berbagai sekte serta organisasi kerap menggambarkan bahwa homoseksualitas merupakan sebuah “pilihan”.
Dalam budaya Indonesia, seksualitas dalam hal apapun dianggap sebagai subjek yang tabu, dan dihakimi sebagai tindak pencabulan. Seksualitas apalagi homoseksualitas menjadi hal yang pribadi, dalam budaya Indonesia malu adalah sesuatu hal yang lazim sehingga banyak orang yang “out of closet” karena budaya malu yang kuat di Indonesia. Sehingga, masyarakat yang toleran terhadap homoseksual memilih untuk diam dan tidak membicarakan nya. Waria atau laki-laki yang telah menghayati dirinya menjadi perempuan di Indonesia kini mempermainkan peranan nya didalam kebudayaan Indonesia.    Banyak pertunjukan di Indonesia yang menunjukan dan menampilkan waria sebagai objek gurauan ataupun sebagai objek yang dapat menarik perhatian para masyarakat sehingga mereka dijadikan penghibur masyarakat.
Banyak pertunjukan di Indonesia seperti lenong, ludruk dan ketoprak yang sering menampilkan waria sebagai tokoh yang menjadi gurauan, humor bahkan ejekan pada kalangan masyarakat. Bahkan saat ini tokoh-tokoh waria yang sering tampil-tampil di televisi lama kelamaan dapat diterima oleh kalangan masyarakat bahkan menjadi tokoh yang dinanti-nantikan kedatangan nya dalam menampilkan keseruan ataupun kehumorisan nya yang akan ia tampilkan dan beda setiap harinya. Dalam pandangan televisi indonesia kini hal tersebut menjadi hal yang biasa dan tidak menjadi hal yang seharusnya dipermasalahkan lagi bahkan itu cukup dapat diterima untuk memiliki penghibur yang berpernampilan transgender dalam tokoh mayarakat
Hal ini biasanya dianggap lucu bagi kalangan masyarakat, beda halnya ketika mereka ada di kalangan keluarga mereka sendiri. Tidak semua yang berlaku feminim dapat diterima oleh kalangan keluarganya, justru hal seperti ini sering kali dianggap sebagai aib dalam keluarga mereka.
Mekipun waria dan juga pekerja seks telah lama memainkan peranan mereka dalam budaya Indonesia, identitatas homoseksualitas laki-laki gay dan perempua lesbian di Indonesia akhir-akhir ini sering kali dijadikan sebagai film, televisi dan media. Padahal sebuah hubungan di homoseksual tradisiional tertentu dapat ditemukan di Jawa Timur dalam hubungan warok dan gemblak.
Warok adalah pahlawan lokal tradisional Jawa atau “orang kuat” yang biasanya melakukan kesenian tradisional Reog Ponorogo. Menurut tradisi warok sendiri, warok diwajibkan untuk melakukan pantangan yaitu ia dilarang untuk melakukan ataupun yang terlibat dalam hal-hal seksual dengan perempuan, namun berhubungan seksual dengan laki-laki berusia 8 sampai dengan 15 tahun diperbolehkan. Jadi dapat disimpulkan bahwasanya seorang yang dikatakan warok dia harus menjaga kesucian dirinya sehinga tidak dapat teribat dalam hal-hal berbau seksual selain dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Dalam berbagai kisah diungkapkan, seorang warok akan menjalani tapabrata untuk mencapai kesaktian. Dan untuk mencapai kesaktian tersebut seorang warok harus menjalankan puasa perempuan dan menuntaskan hasratnya kepada laki-laki tampan yang sengaja dipeliharanya hal tersebut disebut juga sebagai gemblak.
Gemblak merupakan laki-laki berusia 12-15 tahun. Mereka beraparas tampan dan terawat yang sengaja dipeliharanya. Bagi seorang warok hal ini merupakan hal biasa dan wajar serta dapat diterima dikalangan masyarakat. Konon seorang warok dapat saling memperebutkan gemblak dan bahkan terjadi praktik pinjam meminjam gemblak dengan dikenakan biaya yang dibilang tidak cukup murah. Hal tersebut kembali kepada gemblakan mereka masing-masing. Bila gemblak bersekolah maka warok yang memliharanya harus membiayai semua kepentingan serta kebutuhan sekolahnya disamping keperluan makan dan tempat tinggal. Sedangkan bagi gemblak yang tidak bersekolah maka, setiap tahun warok memberikannya seekor sapi.
“kekasih muda” disebut gemblak dan biasanya disimpan oleh warok dalam rumah tangga mereka dibawah perjanjian dan kompensasi kepada keluarga anak itu. Warok diperbolehkan untuk menikah dengan seorang perempuan namun, mereka mungkin tetap memiliki gemblak. Hal ini yang menyebabkan warok dan gemblak seperti kisah penjantaanan di Yunani kuno. Siapa saja yang mengenal tradisi ataupun cara hidup tradisional di Ponorogo dan mengetahui adanya pria yang lebih tua tidak berhubungan dengan istri-istri mereka dan justru berhubungan dengan laki-laki yang jauh lebih muda dengan pria tersebut, mungkin yang dilakukan oleh warok dan gemblak tersebut adalah salah satu tindakan homoseksual. Dan sering kali mereka yang melakukan hal demikian tidak pernah mengidentifikasikan dirinya sebagai homoseksual.
Kewajiban setiap warok untuk memelihara gemblak pun turun-temurun dipercaya guna memperhankan kesaktian. Selain itu ada kepercayaan kuat dikalangan warok yani, berhubungan intim dengan perempuan sekalipun itu adalah istri mereka dapat melunturkan kesaktian mereka. Praktik gemblakan dikalangan warok diidentifikasikan sebagai praktik homoseksual karena warok tidak diperkenankan mengumbar nafsu mereka kepada perempuan.
Kini praktik warok dan gemblak tidak disarankan oleh pemuka agama setempat dan ditentang melalui perlawanan moral publik. Karena hal itulah sekarang pagelaran Reog Ponorogo jarang sekali ditampilkan ataupun menampilkan gemblak, anak laki-laki sebagai penunggang kuda jatil, peran mereka kini telah digantikan oleh perempuan. Meskipun praktik warok dan gemblak ini masih sering dilakukan secara diam-diam.
Karena hal tersebut dianggap tidak wajar dalam sudut pandang agama. Kisah ini tentu telah dikemukakan dalam al-Quran dalam peristiwa nabi Luth beserta umat homoseksual dikota sodom dimana kaum tersebut dianggap sebagai kaum yang laknatullah ataupun kaum terlakanat oleh Allah SWT sehingga, Allah menimpakan bencana yang besar kepada mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar yaitu meninggalkan kehidupan homoseksual atau mencintai sesama jenis.
Kini saatnya pemerintah, agama serta masyarakat Indonesia sudah seharusnya mulai terbuka dan tidak lagi menutup mata dengan fakta kehidupan yang beragam dalam fonemena tersebut dijelaskan bahwasanya homoseksual sudah ada sejak zama dahulu dan ini bukanlah salah satu kasus yang menimpa pada zaman modern saja tetapi sudah dikenal lama dalam peradaban manusia. Dan terdapat budaya mendukung homoeksualitas pada ratusan tahun yang lalu seperti bissu,calabai dan calakai serta ritual inseminasi anak laki-laki Papua.

Waspada Virus Korona

WASPADA VIRUS KORONA (MATA KULIAH ETIKA PROFESI) Beberapa hari ini dunia dihebohkan dengan adanya virus baru yang sedang merajalela...