Rabu, 29 Maret 2017

Budaya Bullying di Jakarta
(tinjauan permasalahan sosial masyarakat perkotaan)

Permasalahan mengenai bullying bukan lagi suatu hal yang dianggap awam bagi semua orang. Kini bullying merupakan hal yang menarik banyak orang. Tokoh-tokoh yang sering didapati dalam kasus tersebut adalah para remaja. Karena banyak dari mereka yang masih mencari jati dirinya sehingga sering kali melakukan hal-hal yang mereka anggap dapat menaikkan harga dirinya tanpa harus memikirkan dampak yang akan ia timbulkan kepada orang lain. Bullying juga merupakan salah satu dampak yang ditimbulkan dari kenakalan remaja sehingga kasus tersebut harus ditangani secara serius agar tidak mmemberikan dampak yang buruk kepada siapapun.
Penindasan (bahasa inggris: bullying) adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik. Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik, atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu, mungkin ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan. Tindakan penindasan terdiri dari empat jenis, yaitu secara emosional, fisik, verbal, dan cyber. Budaya penindasan dapat berkembang dimana saja selagi terjadi interaksi antar manusia, dari mulai sekolah, tempat kerja, rumah tangga dan lingkungan.
Adapun bentuk-bentuk penindasan:
1.      Penindasan fisik yaitu, tindakan penindakan dengan kontak secara fisik yang menimbulkan perasaan sakit fisik, luka, cedera, atau penderitaan fisik lainnya. Contohnya memukul, menampar, atau menendang orang lain.
2.      Penindasan psikologis yaitu, tindakan yang menimbulkan trauma psikologis, ketakutan, depresi, kecemasan, atau stres, selain itu juga menimbulkan kegalauan/gusar.
Fenomena penindasan atau kerap disebut bullying ini adalah salah satu masalah yang hingga kini belum terselesaikan dan masih saja dilakukan secara diam-diam dibeberapa lingkungan sekolah. Dan kasus bullying pun belum dapat diberantas secara menyeluruh dilingkungan sekolah. Dan ini menjadi salah satu hal yang dapat mengkhawatirkan para orang tua yang menyekolahkan anak nya.
Sekolah yang dianggap nyaman, berkembang dan dapat membangun potensi serta pesahabatan. Sayangnya kerap menjadi linkungan yang paling ditakutkan bagi para korban penindasan.  Namun, terkadang adanya kasus tersebut tanpa sepengetahuan pihak sekolah. Karena, seseorang ataupun korban penindasan pun akan semakin terancam jika ia memberitahu keadaan nya pada siapapun dan itu sangat berisiko bagi para korban penindasan. Sehingga kebanyakan dari mereka memilih untuk diam dan tidak memberitahu siapapun termasuk orang tua mereka. Akibatnya, pihak sekolah pun mengakui terlalu sulit untuk melacak tindakan tersebut.
Biasanya pelaku memulai bullying disekolah pada usia muda dengan melakukan teror pada anak laki-laki maupun perempuan secara emosional atau intimidasi psikologis. Biasanya mereka melakukan tindakan tersebut untuk mencari perhatian banyak orang, kurangnya perhatian yang diberikan oleh kedua orang tua mereka ataupun adanya masalah keluarga yang sedang menimpa kehidupan penindas. Sehingga membuat mereka stres dan melakukan hal-hal yang dianggap tidak wajar dan menimbulkan resiko yang cukup besar. Hal ini mereka lakukan tanpa berpikir panjang dan tidak memikirkan dampak kedepannya, sehingga kebanyakan dari mereka akan sadar apabila hal tersebut ditangani oleh pihak sekolah serta mendapatkan teguran ataupun peringatan yang apabila sudah tidak dapat diwajari tindakannya sekolah akam melakukan drop out untuk memberi pelajaran bagi mereka yang melanggar.
Kasus bulying pun kini sudah menjadi hal yang dianggap biasa saja bagi masyarakat Jakarta. Mereka menganggap bahwasanya perilaku bullying tersebut sesuatu yang dianggap wajar untuk dilakukan, mereka akan melakukan bullying apabila sesuatu yang ia inginkan tidak terpenuhi serta apabila sesuatu yang ia perintah tidak segera dilakukan bagi mereka yang enggan untuk memenuhi perintah penindas.
Misalnya kasus bullying terjadi di SMA 90 Jakarta, lapangan di kawasan Bintaro menjadi saksi bisu aksi kekerasan yang terjadi di SMA 90 Jakarta. Siswa kelas 1 dipaksa buka baju, push up, lari dan ditampar. Awalnya mereka dibawa kaka kelas mereka, disana mereka disuruh push up, buka baju, dan lari. Disana mereka juga disuruh untuk suit dan yang kalah ditampar dengan keras.
Kasus tersebut pun terjadi di SMA 82 Jakarta, sudah menjadi rahasia umum bahwasanya siswa SMU kelas 1 dan 2 tidak boleh melalui sebuah koridor dan hanya siswa kelas 3 yang dapat melaluinya. Dan dalam kasus ini nyatanya salah satu siswa kelas 1 melalui koridor tersebut. Kemudian siwa tersebut dipukuli dan belum sampai disitu, lalu siswa tersebut diminta untuk menemui mereka di Warung Taman. Siswa tersebut dikerjai habis-habisan oleh penindas kemudian mereka memanggil teman-teman siswa tersebut karena solidaritas teman-teman mereka pun hanya diam. Dan ini justru membuat marah penindas, akhirnya ketika siswa ingin melawan si penindas siswa tersebut pun kalah cepat dan bahkan sekitar 30 siswa teman penindas pun langsung mendatangi siswa tersebut dan tanpa basa-basi mereka pun memberikan pukulan lanjutan. Hingga siswa tersebut sampai ke UGD dan tidak menyadari apapun.
Hingga terulang di SMA 70 Jakarta, dimana adik kelas yang tidak sengaja tidak mengenakan kaos singlet ketika sekolah. Dan hal  ini telah ditetapkan oleh senior, pada kejadian ini senior tidak ingin mendengarkan penjelasan ataupun alasan dari sang adik. Sehingga senior pun melakukan tindakan yang tidak sewajarnya seperti memukul, menendang, dan dicengkram oleh para senior hingga lebam-lebam. Kabar bullying juga terdengar di SMA Don Bosco Pondok Indah, dimana seorang junior dipukul dan disundut rokok adapun kasus bullying juga terjadi di SMA 46 Jakarta, dimana seorang junior dipinjam motornya oleh senior dan motornya baru dikembalikan hingga larut malam terkadang dikembalikannya pun dengan cara yang tidak seharusnya dan tidak sopan setelah kejadian itu ia pun lansung pulang seusai sekolah dan kejadian itupun membuat dirinya semakin naas. Suatu hari ia dipanggil oleh senior dan apabila ia tidak memenuhi panggilannya senior pun memberikan ancaman untuk dirinya. Dengan dikelilingi senior yang lain ia pun tetap mengalami beberapa pemukulan helm dan tangn kosong, tendangan dipunggung, serta lima sundutan rokok dilengan kanannya. Sehingga hal ini pun dapat membuat junior merasa tertekan dan trauma dengan hal seperti ini.
Pada tahun 2006 Badan Pusat Statstik (BPS) mencatat bahwasa kasus kekerasan kini mencapai Rp 25 juta, dengan berbagai macam bentuk dari yang ringan sampai yang berat. Lalu pada tahun 2009 menunjukan kepolisian mencatat dari seluruh laporan kasus kekerasan, dintaranya 30 persen diantaranya dilakukan oleh anak-anak, dan 30 persen kekerasan dilakukan oleh anak-anak,48 persen dilakukan disekolah dengan kadar dan motif yang bervariasi.
Oleh karena nya solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah kasus bullyimg antara lain, satukan persepsi dengan istri atau suami artinya sangat penting bagi suami dan istri untuk menangani permasalahan yang ada disekolah karena jika tidak maka anak akan bingungdan justru akan semakin tertekan, pelajari dan kenali karakter anak artinya mempelajari karakter anak juga penting karena salah satu penyebab adanya korban bullying adalah dia yang selalu merasa takut dan tidak percaya diri sehingga yang seperti inilah yang kerap menjadi korban bullying, jangan terlalu ikut campur pada hakikatnya seorang anak dapat menyelesaikan masalanya sendiri sehingga sebagai orang tua tidak perlu merasa khawatir karena peran orang tua yang terpenting disini adalah mempuk rasa percaya diri, jangan ajari anak lari dari masalah karena bagaimanapun masalah membuat anak menjadi pribadi yang kuat dan tidak lemah sehingga dia dapat menyelesaikan masalah nya sendiri, dan yang terakhir adalah jangan berlarut-larut dalam emosi jadi usahakan betul dan selalu menasihati anak agar terus belajar memaafkan dan jangan seskali mencuekkan mereka disaat mereka ada masalah karena disitu seseorang membutuhkan motivasi sehingga lama-lama seseorang akan lupa terhadap kekesalannya oleh orang lain.
Adapun untuk pihak sekolah agar terus memantau siswa-siswi nya agar tidak lagi melakukan tindakan bullying diam-diam. Dan hal ini perlu diperhatikan secara seksama, serta perlunya dikenakan sanksi bagi mereka yang melakukan tindakan bullying. Karena bagaimanapun bullying dapat berakibat fatal apabila tidak segera ditindak lanjuti mengenai kasus tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Waspada Virus Korona

WASPADA VIRUS KORONA (MATA KULIAH ETIKA PROFESI) Beberapa hari ini dunia dihebohkan dengan adanya virus baru yang sedang merajalela...